UNITEDFNAFANS.ORG – Tantrum pada anak-anak merupakan bagian normal dari perkembangan mereka, terutama pada usia 1-4 tahun. Ini adalah cara bagi anak-anak untuk mengekspresikan frustrasi atau marah ketika mereka belum memiliki kemampuan verbal yang cukup untuk mengungkapkan perasaan mereka. Namun, dalam beberapa kasus, perilaku tantrum dapat menunjukkan masalah yang lebih serius. Artikel ini akan membahas tanda-tanda yang dapat membantu orang tua membedakan antara tantrum yang normal dan yang mungkin menunjukkan masalah yang lebih dalam.

Tanda-Tanda Tantrum yang Tidak Normal pada Anak:

  1. Frekuensi yang Tinggi:
    • Jika tantrum terjadi beberapa kali sehari atau lebih dari yang dianggap normal untuk tahap perkembangan anak.
  2. Durasi yang Panjang:
    • Tantrum yang berlangsung lebih dari 25 menit, terutama jika sering terjadi, mungkin tidak normal.
  3. Intensitas yang Ekstrem:
    • Tantrum yang sangat intens, di mana anak kehilangan sepenuhnya kontrol diri, tidak dapat menenangkan diri, atau bahkan mungkin melukai diri sendiri atau orang lain.
  4. Tidak Responsif terhadap Upaya Penenangan:
    • Jika anak tidak responsif terhadap usaha orang tua atau pengasuh untuk menenangkan mereka, ini mungkin menunjukkan adanya masalah.
  5. Pemicu yang Tidak Jelas:
    • Tantrum yang terjadi tanpa pemicu yang jelas atau karena alasan yang sangat kecil, bisa menjadi tanda adanya isu yang lebih besar.
  6. Perubahan di Sekolah atau Interaksi Sosial:
    • Jika tantrum mempengaruhi kinerja anak di sekolah atau interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya.
  7. Perilaku Agresif:
    • Perilaku agresif yang berkelanjutan selama tantrum, seperti menggigit, menendang, memukul, atau melempar barang.
  8. Perilaku Destructive:
    • Jika anak sering kali merusak mainan, furniture, atau barang lain selama tantrum.
  9. Keterlambatan dalam Keterampilan Bahasa atau Sosial:
    • Jika tantrum sering terjadi bersama dengan keterlambatan dalam perkembangan bahasa atau kemampuan sosial.
  10. Tidak Ada Perbaikan dengan Bertambahnya Usia:
    • Tantrum yang tidak berkurang atau bahkan semakin buruk seiring dengan bertambahnya usia anak.

Langkah-Langkah yang Dapat Diambil Orang Tua:

  1. Evaluasi Konsisten:
    • Catat frekuensi, durasi, dan intensitas tantrum untuk memahami polanya.
  2. Konsultasi dengan Profesional:
    • Bicarakan dengan dokter anak atau psikolog anak jika Anda mengkhawatirkan sifat tantrum anak Anda.
  3. Pendidikan dan Pelatihan:
    • Ikuti kelas pengasuhan atau seminar untuk belajar strategi dalam menangani tantrum.
  4. Pengaturan Rutin:
    • Tetapkan rutinitas harian yang konsisten, yang dapat membantu anak merasa lebih teratur dan tenang.
  5. Komunikasi Efektif:
    • Ajarkan dan dorong anak untuk menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan mereka.
  6. Lingkungan yang Mendukung:
    • Ciptakan lingkungan yang positif dan mendukung di rumah yang mengurangi stres dan frustrasi anak.
  7. Penguatan Positif:
    • Gunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku baik dan mengabaikan perilaku negatif yang tidak merusak.

Sementara tantrum merupakan bagian normal dari perkembangan anak, penting bagi orang tua untuk memperhatikan tanda-tanda yang mungkin menunjukkan adanya masalah yang lebih serius. Dengan mengamati dan merespons secara proaktif, dan dengan bantuan profesional jika diperlukan, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi masalah yang mungkin berkontribusi pada tantrum yang tidak normal.

Anak yang mengalami tantrum yang tidak normal mungkin memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mengeksklusikan kondisi tertentu seperti gangguan spektrum autisme, gangguan perhatian defisit hiperaktivitas (ADHD), atau masalah emosional lainnya. Dalam kasus seperti ini, pendekatan interdisipliner yang melibatkan dokter anak, terapis perilaku, dan ahli psikologi anak mungkin diperlukan untuk mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.